Bupati Flotim: Tidak ada Bukti jelas

*Menanggapi pernyataan Anggota Dewan Anton Bulet Rebon

Anton bulet itu ngawur dan asal ngomong. Dia mengatakan bahwa kepemimpinan sekarang terburuk sepanjang sejarah tanpa ada bukti-bukti yang jelas. Dia melitanikan persoalan tentang pertumbuhan ekonomi yang merosot, namun tidak mengerti ekonomi? Tidak ada ekonomi merosot kalau pendapatan berkapitanya naik terus, tidak ada itu. Dari 5 juta di tahun 2011, dan di akhir tahun 2013 sudah di atas 7 juta dan angka penganguran kita juga, saya kira tidak terlalu banyak. Atas dasar apa dia mengatakan ekonomi kita buruk? Demikian pernyataan Bupati Flotim Yoseph Lagadoni Herin kepada wartawan di Rumah Jabatan Bupati, Selasa petang (18/08) menanggapi pernyataan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Flotim, Anton Bulet Rebon di salah satu media cetak di Flores. 
Bupati Yosni mengatakan, pernyataan Anton Bulet terkait Bupati lebih banyak keluar daerah khususnya ke Jakarta  adalah sebuah pernyataan yang tidak benar karena dirinya sedang melakukan kunjungan ke desa-desa selama dua bulan terakhir, dan kalaupun ke Jakarta itupun untuk melakukan tugas yang tidak bisa dilakukan oleh teman-teman di eksekutif yakni mengantar proposal-proposal ke Fraksi-Fraksi di DPR RI.
“Dua bulan ini, memang saya hampir tidak ada di kota tapi bukan saya di jakarta. Saya ada di kampung-kampung, justru dia yang tidak ikut rapat-rapat di Paripurna, sehingga dia mengatakan Bupati tidak pernah ada. Karena ketika saya hadir di DPRD untuk menghadiri rapat paripurna, dia tidak pernah ada. Jadi saya ingin mengatakan bahwa dia ngawur dan asal ngomong,” katanya.

image
Bupati Flotim, Yoseph Lagadoni Herin

Soal konflik sosial yang dipertanyakan Anggota DPRD Anton Bulet, Bupati Yosni menjelaskan, Pemerintah Kabupaten sudah melakukan berbagai macam cara untuk mendamaikan daerah konflik tersebut, namun selalu ada perbedaan di tengah pihak yang berkonflik sehingga penyelesaian sedikit tertunda.
“Coba dia berikan kita data konflik sosial mana yang dapat diselesaikan dalam satu dua hari. Tidak ada. Kasus Lohayong-Wurublolong, saya pikir kita sudah melakukan langkah-langkah yang sangat besar, lalu apa yang dikatakan gagal. Dia tidak pernah tahu bahwa kasus Lewokeda-Lewokeleng itu sudah sampai pada sumpah adat, nah masih ada perbedaan pendapat saat sumpah adat itu, Lewokeleng maunya begini, Lewokeda maunya begini. Ini yang buat sumpah adat itu masih tertahan,” tuturnya lagi. 
Bupati Yosni pun menambahkan, perihal penyerapan APBD yang dikeluhkan Anton Bulet merupakan hal yang sifatnya teknis dan sudah dijelaskan dalam paripurna Dewan, dimana ada regulasi-regulasi baru yang harus bisa pemerintah sesuaikan sebelum dieksekusi dan ada sejumlah kendala teknis lain di tingkat instansi soal perencanaan dan lain sebagainya.
“Kalau dia mengatakan infrastuktur daerah ini jelek, mengapa kalau pemerintah ajukan, Dewan harus mencoret? Jadi ketika dia berbicara tentang infrastruktur dll, itu bukan kewenangan pemerintah saja, tetapi dia juga sebagai anggota dewan di Lembaga Dewan,” kritik Bupati Yosni.
Bupati Yosni pun meminta kalaupun Anton Bulet Rebon mengatakan kepemimpinan terburuk sepanjang sejarah tentunya dirinya harus punya data pembanding dengan kepemimpinan sebelumnya, agar dapat mengetahui keburukan tersebut.
“Saat penyampaian pidato dalam apel 17 Agustus kemarin, saya menjelaskan sekian banyak perkembangan dan pertumbuhan kabupaten ini. Kita lepas dari daerah tertinggal menjadi daerah maju, itu salah satu prestasi dengan sejumlah indikator dan mungkin dia tidak mengerti indikator itu. Dan salah satu indikator yang paling menentukan adalah variabel perkembangan ekonomi tadi yang sudah saya jelaskan, yakni variabel-variabel makro, indeks pembangunan manusia, angka partisipasi kasar, pertumbuhan ekonomi, pendapatan per kapita dll. Dan kalau pun mau tahu Flotim sebaiknya dia lihat di internet supaya dia tahu Flotim tidak seburuk seperti yang dia bilang, “ tandas Bupati asal Pamakayo, Solor Barat itu.
Sebelumnya, Anggota DPRD Flotim, Anton Bulet Rebon kepada salah satu media di Flores menilai kepemimpinan Bupati Yoseph Lagadoni Herin dan Wakil Bupati Valens S. Tukan merupakan kepemimpinan terburuk sepanjang sejarah Flotim karena selama empat tahun kepemimpinan mereka banyak persoalan yang tidak bisa teratasi.
“Belum lagi di akhir masa kepemimpinannya Bupati Yosni Herin lebih banyak tidak menghadiri kegiatan rutin dan penting di daerah, termasuk di lembaga dewan sebagai representasi rakyat Flotim. Malah kita nilai di akhir Masa Kepemimpinan, Bupati lebih banyak keluar daerah,” kata Anton Bulet seperti yang tertulis di media tersebut. Persoalan tersebut, tutur Anton Bulet ditambah lagi dengan persoalan Sisa lebih pembiayaan anggaran mencapai Rp.83 Miliar, penataan kota yang amburadul, merosotnya pertumbuhan ekonomi, konflik sosial antar warga di beberapa daerah, rendahnya perhatian terhadap infrastruktur dan sejumlah persoalan lain. (Bala Keban)

Leave a comment